sumber:http://erabaru.or.id/iptek/55-iptek/3428-mesin-pembuat-hujan.html
"Biarlah turun hujan, biarlah turun hujan Baigorri di dalam gua Pasang alat, dan melihatlah hujan turun..." Seorang pemain harmonika menyanyikan syair tersebut, dipersembahkan kepada seorang pria jenius, Baigorri Velar. Dia mengatakan bisa membuat hujan di pertengahan musin kemarau. Perbuatan yang berlebihan melawan alam, beberapa ilmuwan berhasrat mengendalikan cuaca. Tetapi kontroversi peng-ionan awan putih-menunjukkan upaya mutakhir merubah cuaca, seorang pria mengatakan menemukan mesin pembuat hujan yang efektif di tahun 1930-an. Apakah dongeng mesin pembuat hujan sungguh bekerja seperti klaim banyak laporan? Sayangnya, kita mungkin tidak akan pernah mengetahuinya. Penemu alat yang misterius ini, kelahiran Argentina Juan Baigorri Velar, adalah murid tehnik mesin. Sebelumnya, dia melakukan perjalanan ke Italia untuk belajar Geofisika di Universitas Milan. Dalam pelatihan ini secara kebetulan dia membuat sejarah ilmu pengetahuan yaitu ditemukannya "mesin pembuat hujan" Pada awalnya, Velar berencana membuat sebuah alat untuk mengukur daya listrik dan kondisi elektromagnetik Bumi. Tetapi, tahun 1938, ketika bekerja pada loteng di rumah Buenos Aires, dia menemukan bahwa alat induksi hujan kecil dapat mempengaruhi keadaan disekelilingya. Baigorri Velar menyadari bahwa mesin kecilnya dapat dijadikan titik awal untuk hal yang besar. Ketika para ilmuwan berbakat membuat hujan di beberapa wilayah dan daerah kering, mesin misteriusnya segera menjadi pembicaraan di Argentina. Menurut beberapa catatan, prestasi Velar yang paling mengesankan adalah kemampuan membawa hujan pada wilayah yang lebih luas pada musim kering dalam beberapa bulan atau beberapa tahun. Di Santiago, mesin Velar dikatakan mengakhiri sebuah musim kering yang telah berlangsung selama satu tahun-empat bulan. Catatan Dr. Pio Montenegro bahwa sebelum Velar, wilayah ini tidak pernah turun hujan selama tiga tahun. Tetapi segera hanya dalam dua jam dibawah pengaruh kunjungan Velar, wilayah ini turun hujan sebesar 2,36 inci. Di Carhue, Velar mengatakan telah membuat hujan yang cukup untuk mengembalikan sebuah danau tua. Pada tahun 1951, disebuah pedalaman San Juan dimana hujan tidak pernah turun selama delapan tahun, laporan kujungan Velar mengatakan segera membuat hujan sebesar 1,2 inci. Velar menjaga rahasia cara kerja internal mesin tersebut, tetapi diketahui bahwa terdapat 2 buah rangkaian. Rangkaian "A" untuk hujan rintik-rintik dan rangkaian "B" untuk hujan lebat. Karena mesin telah lenyap, banyak "bukti-bukti" dari penemuan revolusi Baigorri Velar hanya tercatat pada wawancara-wawancara nasional dan luar negeri. Velar telah diberi julukan "Wizard of Villa Luro", yang mana secara alami dilanda banjir dalam keraguan dan ketidak percayaan, termasuk Direktur Pelayanan Meteorologi Nasional, Alfred G. Galmarini. Bagaimanapun, desakan Galmarini dalam mendeskreditkan Velar membuat dia menjadi korban untuk kejatuhannya sendiri ketika dia menantang "Lord of the Rain" ini yang meng-induksi badai pada 2 Juni 1939. Velar menerima tantangannya. Dia sangat yakin dengan mesin ini sehingga dia mengirimkan sebuah jas hujan kepada Galmarini dengan sebuah catatan yang berbunyi: "Tolong gunakan pada 2 Juni". Menepati kata-katanya, pada hari itu, keajaiban Velar terwujud. Awan hitam dengan cepat muncul dan berubah menjadi gelap. Kemudian banjir terjadi sampai hari berikutnya. Dengan pertunjukan keajaiban tersebut, seseorang berfikir bahwa Baigorri Velar dan mesinnya telah mendapat tempat dalam sejarah, tetapi siapa yang kenal dengan namanya hari ini? Velar mengatakan menerima tawaran dari sepasang suami istri dari luar negeri yang mau membeli mesinnya, tetapi dia menolak, mengatakan dengan tegas bahwa ini dibuat untuk keuntungan Argentina. Tahun 1972, Baigorri Velar (81) meninggal dalam kemiskinan dan sedikit yang mengetahui prestasi besarnya. Tidak seorangpun yakin seperti apa mesin yang masih teka-teki itu, tetapi dikatakan mesin itu terkubur pada saat terjadi hujan lebat. Popularitas Baigorri Velar selalu menjadi sebuah pertanyaan. Banyak generasi penerus menyangkal keberadaan mesinnya, menolaknya mengatakan bahwa keadaan cuaca yang dia ciptakan semata-mata sebuah kejadian yang kebetulan. (Leonardo Vintiñi/EpochTimes/art) |