Homekomentar



|F0NT| | Posted by herubaz(qutay)qutay at Friday, November 6, 2009

Honduras dalam Bahaya


sumber:http://matanews.com/2009/11/06/honduras-dalam-bahaya/
Manuel Zelaya

Manuel Zelaya


Presiden Honduras yang ditumbangkan, Manuel Zelaya, mengatakan bahwa kesepakatan untuk mengakhiri krisis politik selama empat bulan di negaranya kini dalam bahaya gagal. Namun di balik layar para perunding bekerja guna membentuk satu kabinet sementara untuk memimpin negara.


Zelaya dan pemimpin de facto Roberto Micheletti telah menandatangani perjanjian pekan lalu, untuk mengakhiri permusuhan antara mereka. Namun, masing-masing masih mengaku bahwa dialah yang layak memimpin apa yang dinamakan pemerintah persatuan, sampai presiden baru mengambil alih pemerintahan Januari.


Negara miskin pengekspor kopi dan tekstil itu telah dikucilkan secara diplomatik, dan terputus dari bantuan internasional sejak Zelaya ditumbangkan oleh kudeta 28 Juni, yang menyebabkan negara Amerika Tengah ini mengalami krisis politik terusuh dalam dua dasawarsa terakhir ini.


Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), yang menyaksikan perundingan untuk mengakhiri krisis itu, mengatakan bahwa Micheletti harus mundur untuk memberikan kesempatan kabinet rekonsiliasi dibentuk berdasarkan kesepakatan pekan lalu.


Seorang diplomat yang dekat dengan perundingan mengatakan, menteri senior kabinet sementara akan memimpin pemerintahan jika Micheletti mengundurkan diri.


Namun demikian, Micheletti mengatakan bahwa dialah yang akan memimpin pemerintah persatuan.



Perjanjian menetapkan Kamis sebagai batas-waktu bagi pembentukan pemerintah bar. Namun mantan presiden Chili Ricardo Lagos, yang memimpin misi OAS untuk memverifikasi perjanjian, mengatakan bahwa perundingan-perundingan masih terus berlangsung.


“Kami hanya punya waktu beberapa jam dan Kongres belum mengadakan pertemuan, dan kami tidak menyaksikan di permukaan adanya indikasi bahwa di sana ada niat baik untuk menyelesaikan kesepakatan,” kata Zelaya kepada jaringan televisi Telesur, yang berkantor pusat di Venezuela.


Honduras akan mengadakan pemilihan presiden 29 November, dan Zelaya mengatakan bahwa pilpres itu tidak sah jika dia belum lebih dulu dipulihkan kekuasaannya, untuk mengakhiri masa jabatannya.


Namun demikian, perjanjian tidak menjamin bahwa dia akan kembali berkuasa, dan menyerahkan keputusan kepada para anggota parlemen Honduras di Kongres.


Amerika Serikat dan OAS telah berhenti menuntut dikembalikannya kekuasaan Zelaya.


AS, yang menengahi kesepakatan itu pekan lalu, mengatakan bahwa pihaknya akan mengakui pilpres yang sekarang, setelah kedua pihak sepakat untuk mengakhiri krisis.


Senat AS Kamis membenarkan perlu adanya pemilihan untuk memilih jabatan penting di negara Amerika Latin itu, yang telah diblokade selama beberapa bulan oleh permusuhan partisan yang menyebabkan krisis politik di Honduras.


Zelaya dipaksa keluar dari negaranya oleh militer pada 28 Juni, setelah Mahkamah Agung memutuskan dia melanggar konstitusi karena berusaha melakukan perubahan atas undang-undang dasar negaranya itu.


Kongres kemudian segera melantik Micheletti sebagai pemimpin sementara, namun pemerintahannya gagal mendapatkan pengakuan dari luar negeri. (*an/ham)

Labels:,

Lihat juga Artikel di bAwah.



salam hangat dari bangherbazzandqutay


0 comments:


 

.