sumber:http://udinmduro.wordpress.com/2009/08/12/alat-untuk-mengetahui-obyek-di-balik-dinding/
Seandainya Polri memiliki alat seperti ini, mungkin tidak perlu waktu 17 jam untuk meringkus Noordin M Top, yang akhirnya diketahui teroris tersebut adalah Ibrohim. Memang diperlukan kehati-hatian untuk meringkus teroris tersebut karena mereka gemar sekali bermain-main dengan Bom dan umumnya mereka kalau sudah kepepet pasti menggunakan rompi bom yang siap diledakkan.
Alat ini berfungsi untuk mengetahui pergerakan obyek di balik dinding, artinya dengan alat ini kita bisa tahu ada apa dibalik dinding, kira-kira ada berapa orang didalamnya sedang bergerak atau tidak orang tersebut dll.
Alat ini menggunakan tegnologi through-the-wall surveillance (TWS), sesuai dengan namanya berarti – alat mata-mata tembus dinding.
Untuk itu, alat ini sangat cocok dalam kegiatan penyelamatan penyanderaan oleh teroris, atau penyergapan seperti kasus Temanggung, karena dapat membantu polisi memperkecil resiko saat aksi dilakukan.
Dari jurnal yang dirilis oleh National Institute of Justice, badan riset di Departemen Kehakiman Amerika Serikat, TWS sebenarnya sudah mulai ada sejak lebih dari 10 tahun lalu.
Badan riset departemen pertahanan AS, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) telah menggunakan sebuah perangkat portabel bernama Radar Scope Device di perang Irak.
Perangkat sebesar telepon dan berbobot 0,6 kg itu mampu mendeteksi obyek manusia yang berada di balik dinding beton selebar 30 cm, hingga jangkauan 15 meter. Belakangan, gadget yang ditenagai oleh dua baterai AA itu diproyeksikan untuk digunakan pasukan SWAT serta penegak hukum di negeri Paman Sam.
Kemudian DARPA juga membuat perangkat SoldierVision, yang mampu menyediakan gambar dua dimensi yang menunjukkan obyek yang berada di balik dinding beton dengan jarak jangkauan yang lebih besar, yakni 18 meter.
Sayangnya, ia tidak memenuhi standar yang ditentukan oleh badan sertifikasi AS FCC. Oleh karenanya dibuat perangkat RadarVision2 yang memenuhi standar ini. Hanya saja, RadarVision2 cuma bisa mendeteksi obyek yang jauhnya setengah dari jangkauan SoldierVision, yakni cuma 9 meter. Harganya sekitar US$ 20.000 atau sekitar Rp 200 juta.
Yang paling mutakhir, adalah perangkat besutan Camero, yang bernama Xaver 800. Perangkat sebesar laptop itu mampu menghasilkan citra 3 dimensi dari obyek yang dipindai di balik dinding dalam jangkauan hingga 20 meter. Ia juga bisa dioperasikan dari jarak jauh, atau dibawa oleh robot sehingga pengamat perangkat ini akan tetap terlindung dari bahaya.
Tak hanya mampu mendeteksi lokasi obyek di balik dinding, ia juga mampu mengenali bentuk ruangan di balik dinding, tinggi maupun pergerakan obyek yang diamati. Perangkat ini mendeteksi obyek dari balik dinding dengan menggunakan sinyal ultra wide band (UWB).
Berdasarkan pantulan sinyal yang ia terima, ia merekonstruksikan representasi 3 dimensinya ke dalam gambar visual. Namun, alat ini juga punya kelemahan.
Ia hanya mampu menampilkan gambar berresolusi rendah, tidak seperti gambar video. Tiap piksel pada teknologi TWS, tidak bisa menampilkan gambar obyek asli secara akurat.
Maka, akan sangat sulit membedakan, apakah obyek di balik dinding sedang menggenggam ponsel atau pistol. Ia juga tak mampu menembus dan mendeteksi obyek yang berada di balik dinding berlapis metal.
Labels:Teknologi