sumber:www.suaramedia.com
DEN HAAG (SuaraMedia News) - Dutch Muslim Party (NMP) telah mengumumkan akan mengambil bagian dalam Pemilu lokal di lima kota tahun depan.
Dutch Muslim Party (NMP) akan ambil bagian dalam Pemilu di Amsterdam, Almere, Den Haag, Rotterdam dan Noordoostpolder, Henny Kreeft, pemimpin partai mengumumkannya hari ini.
Pada bulan Juni, NMP mengumumkan rencana untuk mengikuti pemilu di "lima hingga 20 kota," namun menolak menyebutkan di mana. Kreeft sekarang mengatakan partainya akan mengejar untuk dapat duduk dalam dewan kota di Amsterdam, Den Haag dan Rotterdam. NMP bertujuan untuk mendapatkan "dua kursi atau lebih" di Amsterdam, katanya.
NMP yang akan memberikan program politik Muslim setelah masa puasa Ramadhan berakhir pada akhir September mendatang.
NMP yang didirikan pada tahun 2007. Terdiri dari baik orang asli Belanda maupun 'allochtone' (imigran) laki-laki dan perempuan. Partai ini mengatakan mereka bertujuan untuk lebih memberikan citra positif Islam.
Kreeft masuk Islam pada tahun sembilan puluhan. Ia telah aktif dalam politik di sayap kiri-liberal Partai D66 dan partai lokal di Noordoostpolder.
NMP juga sedang berlomba untuk menduduki kursi di kota-kota baru dari Almere dan Noordoostpolder, Timur Laut Amsterdam.
Kreeft menjelaskan kepada partai Muslim ini adalah versi Islam dari Partai Kristen Demokrat. Seperti halnya dengan Kristen Demokrat, nilai kekeluargaan menduduki peringkat tinggi pada agenda politik NMP.
Partai tersebut juga bertujuan untuk memperbaiki citra Islam yang secara terus menerus diserang teror dan mendukung pemakaman Muslim dan sistem perbankan di Belanda. Namun, Kreeft menekankan bahwa partainya "tidak ingin mendirikan sebuah republik Muslim di Belanda."
Muslim di Belanda Party (NMP) adalah partai politik yang dipimpin oleh Henny Kreeft. Partai ini didirikan pada 2007 oleh dua orang Muslim dari Enschede, Belanda.
Kreeft di tahun sembilan puluhan masuk Islam dan ingin memanfaatkan keberadaan NMP untuk mengurangi kesenjangan antara umat Islam dan non-Muslim di sekitar mereka.
Namun mungkin upaya untuk mengubah citra Islam di mata masyarakat Belanda tidak mudah, terutama dengan adanya saingan politik yang tampaknya Anti-Islam, Party For Freedom, yang diketuai oleh Geert Wilders. Wilders sempat mengeluarkan pernyataan yang kontroversial yang berakibat dilarangnya dia untuk masuk ke Inggris.
Pernyataanmya yang mengatakan bahwa Al-Quran lebih buruk daripada buku Hitler , 'mein Kampf' memicu kemarahan banyak pihak. Kritikus mengganggapnya sebagai badut rasis dan ultranasionalis.
Partai Wilders, Freedom Party, merupakan partai yang sangat populer di Belanda. Dalam pemilu Eropa, partai itu mendapatkan 17% suara. Partai tersebut saat ini mengirimkan lima politikus baru untuk duduk di badan yang menurut Wilders 'tukang ikut campur dan tidak efektif.' Ia bersumpah untuk merongrong badan tersebut dari dalam.
Meningkatnya kepopuleran Wilders dan partainya menimbulkan teror bagi para imigran, terutama di Rotterdam, dimana hampir separuh penduduknya merupakan imigran, atau memiliki keturunan imigran.
Di Eropa, partai-partai garis keras sayap kanan mulai banyak terlihat . Partai sayap kanan Inggris, BNP, mendapatkan 2 kursi di Parlemen Eropa. BNP dikenal sebagai partai yang Anti-Islam. Namun, Simon Usherwood, seorang professor di University of Surrey mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh protes sementara. Krisis ekonomi global menyebabkan banyak warga kulit putih dari kelas pekerja berpaling ke pilihan lain. (iw/nrc/et/tn/wp/npr) Dikutip oleh www.suaramedia.com