sumber:http://www.detikinet.com/read/2009/09/04/070540/1196326/328/satelit-palapa-d-akhirnya-masuk-orbit-geostasioner?topnews
Jakarta - Satelit Palapa-D milik Indosat akhirnya berhasil ditempatkan di posisi normal orbit transfer geostasioner (GTO) sejak diluncurkan Senin, 31 Agustus 2009 lalu di
Xichang, China pukul 16.28 WIB atau pukul 17.28 waktu setempat.
GTO merupakan orbit transfer yang ditempati suatu satelit sebelum satelit menuju ke slot orbit akhir yang dimaksud. Secara bertahap satelit akan dikontrol untuk
bergerak ke Geostationary Syncronous Orbit yang diperkirakan akan sampai pada pertengahan September 2009.
Selanjutnya, akan dilakukan 'in orbit test' untuk semua fungsi dan parameter satelit, sebelum diserahterimakan ke Indosat, yang direncanakan pada minggu-3
Oktober 2009.
"Sehingga dapat segera menggantikan satelit Palapa-C2 yang akan habis masa orbitnya dalam waktu dekat," ujar Group Head Corporate Communication Indosat Adita Irawati yang waktu itu turut mengantar peluncuran Palapa-D di XiChang, dalam keterangannya, Jumat (4/9/2009).
Stasiun Bumi Jatiluhur, lanjut Adita, juga sudah dapat memantau kondisi satelit Palapa-D dalam kondisi normal.
Satelit terbaru Indosat ini diproduksi oleh Thales Alenia Space France (TAS-F) sebagai mitra pengadaan operator itu. Dengan menggunakan platform Thales Alenia
Space Spacebus 4000B3, Satelit Palapa-D yang menghabiskan anggaran US$ 220 juta ini memiliki kapasitas lebih besar dibandingkan Palapa-C2.
Palapa-D memiliki 40 transponder yang terdiri dari 24 standar C-band, 11 extended C-Band serta 5 Ku-band, dengan jangkauan mencakup Indonesia, negara-negara ASEAN, Asia Pasifik, Timur Tengah dan Australia.
Praktisi sekaligus pemerhati satelit, Sarwoto Atmosutarno, menilai wajar jika Palapa-D sebelumnya sempat kesulitan masuk orbit. Sebab, satelit Palapa-D memiliki
bobot yang cukup berat yakni 4,1 ton.
"Meski roket ketiga sempat mati, namun satelit Palapa-D pasti memiliki roket cadangan yang bisa mendorongnya untuk masuk ke dalam orbit geostation. Memang perlu
waktu bagi satelit yang beratnya di atas 3,5 ton untuk masuk orbit," demikian pendapatnya.
( rou / faw )
Labels:berita terkini,Teknologi